Perum Bulog Divisi Regional
Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Sumsel-Babel memastikan kebutuhan beras aman sampai pertengahan Mei mendatang, menyusul stok yang masih tersisa di gudang saat ini mencapai 16.000 ton. Kepastian ini diungkapkan Kepala Bulog Divre Sumsel- Babel Tomy S Sikado ditemui di ruang kerjanya, kemarin. Menurut Tomy, stok beras sebanyak 18.000 ton itu sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan penyaluran raskin, dinas sosial serta cadangan untuk peristiwa bencana.
“Stok itu aman ya, apalagi kalau target pengadaan 18.000 ton beras Maret ini terealisasi, tentu jumlah stok akan lebih banyak,” ungkap Tomy. Saat ini,terang Tomy,pengadaan beras memang sedikit terkendala, karena harga jual petani lebih tinggi dari HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sebesar Rp5.060/kg. Sementara harga beras di tingkat petani justru sudah mencapai Rp5.300/kg. Karena itu pula, hingga Maret ini pengadaan bulog masih sangat kecil atau 2.000 ton saja dari 18.000 ton yang ditargetkan. Kondisi ini diyakininya masih akan terus berlangsung, karena saat ini panen di sejumlah daerah sentra beras tidak merata, sehingga menyebabkan kemungkinan harga turun menjadi sangat kecil.
Namun demikian, dia berharap harga beras ini bisa ditekan jika Lampung juga melakukan panen serentak. “Pengadaan Maret ini puncaknya biasa terjadi pada pekan ketiga atau keempat. Jadi, kita optimis target pengadaan 18.000 ton bisa terpenuhi,” ujarnya. Ditanya soal rencana kenaikan HPP, Tomy mengaku belum ada kabar sama sekali, mengingat pemerintah punya banyak pertimbangan menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan produsen. “Kalau soal itu kita belum ada informasi sama sekali. Namun, dengan pemberitaan yang gencar, kita harap akan segera ada solusi,”tambahnya.
Di tempat yang sama, Humas Perum Bulog Divre Sumsel Fahmi mengatakan, saat ini realisasi raskin yang sudah tersalur baru mencapai 65% dari target yang harus disalurkan sebanyak 28.000 ton sampai Maret ini. “Sekarang polanya sudah diubah, jadi sistemnya beli langsung bayar.Bukan seperti dulu lagi. Namun sebelumnya sudah ada surat pengajuan dulu dari Bupati masing-masing,” cetus Fahmi.
DPRD Desak HPP Naik 10%
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel mendesak adanya kenaikan HPP lebih dari 10% dari harga saat ini. Kenaikan itu diharap dapat diterapkan sebelum Mei 2011 ini. Menurut Ketua Komisi II DPRD Sumsel Budiarto Marsul, jika HPP saat ini Rp5.060 per kilogram, maka paling tindak naik sekitar 10% atau menjadi Rp5.600 per kilogram. “Kami minta bulog bisa menyerap produksi beras petani dengan optimal. Sebisa mungkin HPP dinaikkan,agar petani kita tidak melulu dirugikan,” ujarnya kepada media massa, kemarin.
Budiarto meyakini, jika HPP naik maka diharap bisa memicu penyerapan bulog dari produksi beras petani semakin baik. Dengan begitu, maka cadangan beras pemerintah semakin kuat. Anggota Komisi II DPRD Sumsel Arudji Kartawinata juga mendesak pemerintah mengevaluasi HPP yang diterapkan saat ini.“Tujuan dinaikkan ini kan agar petani juga sejahtera,”tegasnya. Demikian catatan online ilmu rayap tentang Perum Bulog Divisi Regional.
“Stok itu aman ya, apalagi kalau target pengadaan 18.000 ton beras Maret ini terealisasi, tentu jumlah stok akan lebih banyak,” ungkap Tomy. Saat ini,terang Tomy,pengadaan beras memang sedikit terkendala, karena harga jual petani lebih tinggi dari HPP (Harga Pembelian Pemerintah) sebesar Rp5.060/kg. Sementara harga beras di tingkat petani justru sudah mencapai Rp5.300/kg. Karena itu pula, hingga Maret ini pengadaan bulog masih sangat kecil atau 2.000 ton saja dari 18.000 ton yang ditargetkan. Kondisi ini diyakininya masih akan terus berlangsung, karena saat ini panen di sejumlah daerah sentra beras tidak merata, sehingga menyebabkan kemungkinan harga turun menjadi sangat kecil.
Namun demikian, dia berharap harga beras ini bisa ditekan jika Lampung juga melakukan panen serentak. “Pengadaan Maret ini puncaknya biasa terjadi pada pekan ketiga atau keempat. Jadi, kita optimis target pengadaan 18.000 ton bisa terpenuhi,” ujarnya. Ditanya soal rencana kenaikan HPP, Tomy mengaku belum ada kabar sama sekali, mengingat pemerintah punya banyak pertimbangan menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan produsen. “Kalau soal itu kita belum ada informasi sama sekali. Namun, dengan pemberitaan yang gencar, kita harap akan segera ada solusi,”tambahnya.
Di tempat yang sama, Humas Perum Bulog Divre Sumsel Fahmi mengatakan, saat ini realisasi raskin yang sudah tersalur baru mencapai 65% dari target yang harus disalurkan sebanyak 28.000 ton sampai Maret ini. “Sekarang polanya sudah diubah, jadi sistemnya beli langsung bayar.Bukan seperti dulu lagi. Namun sebelumnya sudah ada surat pengajuan dulu dari Bupati masing-masing,” cetus Fahmi.
DPRD Desak HPP Naik 10%
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel mendesak adanya kenaikan HPP lebih dari 10% dari harga saat ini. Kenaikan itu diharap dapat diterapkan sebelum Mei 2011 ini. Menurut Ketua Komisi II DPRD Sumsel Budiarto Marsul, jika HPP saat ini Rp5.060 per kilogram, maka paling tindak naik sekitar 10% atau menjadi Rp5.600 per kilogram. “Kami minta bulog bisa menyerap produksi beras petani dengan optimal. Sebisa mungkin HPP dinaikkan,agar petani kita tidak melulu dirugikan,” ujarnya kepada media massa, kemarin.
Budiarto meyakini, jika HPP naik maka diharap bisa memicu penyerapan bulog dari produksi beras petani semakin baik. Dengan begitu, maka cadangan beras pemerintah semakin kuat. Anggota Komisi II DPRD Sumsel Arudji Kartawinata juga mendesak pemerintah mengevaluasi HPP yang diterapkan saat ini.“Tujuan dinaikkan ini kan agar petani juga sejahtera,”tegasnya. Demikian catatan online ilmu rayap tentang Perum Bulog Divisi Regional.