Jumlah Pasien Demam Berdarah
Jumlah pasien demam berdarah di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah, terus meningkat. Kondisi itu merisaukan karena selain jumlah pasien tergolong tinggi, kesadaran masyarakat untuk menangani penyakit itu dengan segera juga masih rendah.
Direktur RSUD Dr Doris Sylvanus, Suprastija Budi, mengatakan, jumlah pasien yang ditangani di rumah sakitnya termasuk tinggi. Pada tahun 2011 pasien pertama demam berdarah dirawat pada Juli. ”Hanya ada satu pasien pada bulan itu," tuturnya.
Pada Agustus-Oktober 2011 tidak ada pasien demam berdarah yang dirawat. Namun, jumlah pasien kemudian melonjak menjadi 12 orang pada November 2011 dan meningkat pada Desember 2011 menjadi 39 orang. Hingga 24 Januari 2012, sudah 19 pasien yang dirawat. Sejauh ini satu pasien meninggal dunia pada November 2011. ”Saat gejala demam berdarah muncul, pasien harus cepat dibawa ke rumah sakit,” katanya.
Budi menjelaskan, pasien umumnya baru dilarikan ke rumah sakit ketika sudah shock. Saat itu jumlah trombosit hanya tersisa kurang dari 50.000. Kondisi pasien dengan jumlah trombosit itu sudah sangat kritis. Pada kondisi normal, jumlah trombosit setidaknya 200.000.
Menurut Budi, gejala demam berdarah ditandai dengan panas tinggi, biasanya tak disertai batuk dan pilek. Selain itu, terlihat bintik-bintik merah pada kulit dan mimisan. Lalu, terasa nyeri pada ulu hati. Demam berdarah belum ada obatnya. Jadi, langkah paling baik, yaitu dengan melakukan pencegahan,” tuturnya.
Direktur RSUD Dr Doris Sylvanus, Suprastija Budi, mengatakan, jumlah pasien yang ditangani di rumah sakitnya termasuk tinggi. Pada tahun 2011 pasien pertama demam berdarah dirawat pada Juli. ”Hanya ada satu pasien pada bulan itu," tuturnya.
Pada Agustus-Oktober 2011 tidak ada pasien demam berdarah yang dirawat. Namun, jumlah pasien kemudian melonjak menjadi 12 orang pada November 2011 dan meningkat pada Desember 2011 menjadi 39 orang. Hingga 24 Januari 2012, sudah 19 pasien yang dirawat. Sejauh ini satu pasien meninggal dunia pada November 2011. ”Saat gejala demam berdarah muncul, pasien harus cepat dibawa ke rumah sakit,” katanya.
Budi menjelaskan, pasien umumnya baru dilarikan ke rumah sakit ketika sudah shock. Saat itu jumlah trombosit hanya tersisa kurang dari 50.000. Kondisi pasien dengan jumlah trombosit itu sudah sangat kritis. Pada kondisi normal, jumlah trombosit setidaknya 200.000.
Menurut Budi, gejala demam berdarah ditandai dengan panas tinggi, biasanya tak disertai batuk dan pilek. Selain itu, terlihat bintik-bintik merah pada kulit dan mimisan. Lalu, terasa nyeri pada ulu hati. Demam berdarah belum ada obatnya. Jadi, langkah paling baik, yaitu dengan melakukan pencegahan,” tuturnya.